Makna Filosofi Sepakbola Indah Sebenarnya Seperti Apa?

Admin
Monday, January 27, 2014
7:02 AM
Makna Filosofi Sepakbola Indah
Sepak-bola-id.blogspot.com - Apa Sebenarnya Makna Sepakbola Indah Itu?
Bagi para pelatih atau pemain sepakbola, istilah sepakbola indah mungkin mudah diucapkan, tapi amat sangat sulit dipraktikkan. Bagi mereka yang besar di era 90-an, hanya ada satu nama yang identik dengan sepakbola indah dan nama itu adalah Brasil.



Setiap kali Anda melihat para pemain dalam balutan baju warna kuning cerah sedang menggiring bola, Anda tahu bahwa sebuah trik magis di lapangan hijau bisa terjadi kapan saja. Dari nama, seperti Romario, Bebeto, Rai, hingga Ronaldo, para penari samba ini adalah penghibur kelas dunia dalam wujud pesepakbola.

Status Brasil sebagai negara dengan sepakbola indah semakin dipertegas ketika mereka menjalin kontrak kerja sama dengan Nike. Produsen apparel olahraga berlambang tanda centang dari Amerika Serikat itu menciptakan kampanye joga bonito –frase bahasa Portugis yang berarti play beautifully dalam bahasa Inggris– sebagai alat marketing dengan timnas Brasil sebagai pilarnya. Maka berbagai iklan yang menunjukkan para pemain Brasil memperagakan teknik-teknik fantasi sepakbola pun beredar di seluruh dunia.

Maka, serta-merta kita menganggap bahwa sepakbola indah adalah apa yang dilakukan Brasil. Belum tentu mereka memenangi pertandingan, tapi jika ingin memanjakan mata, maka Brasil adalah jawabannnya.

Keindahan adalah sesuatu yang relatif. Generasi 90-an menganggap bahwa Brasil-nya Ronaldo adalah sebuah keindahan. Namun generasi yang lebih tua mengatakan bahwa Brasil era 90-an adalah Brasil yang membosankan karena Brasil yang terindah adalah Brasil tahun 1982 yang berisi Zico dan Socrates. Dengan berdasar pada sentimen serupa, maka mereka yang menonton sepakbola di tahun 70-an juga akan mengatakan bahwa Brasil-nya Pele dan Jairzinho lebih memukau dibanding Brasil-nya Zico. Ini serupa dengan menentukan siapa pemain Brasil terhebat sepanjang masa. Pendapat umum mengatakan Pele, tapi sebagian besar populasi Brasil mempercayai bahwa Garrincha adalah yang teragung dalam sepakbola negara mereka.

Dalam satu dekade terakhir, definisi “sepakbola indah” dalam kancah sepakbola internasional telah jauh berubah. Brasil selalu digambarkan sebagai tim yang lebih mementingkan estetika dibanding esensi. Tapi jika ditarik ke belakang, bahkan tim Brasil terakhir yang menjuarai Piala Dunia, jauh dari definisi sepakbola indah yang dimengerti selama ini. Brasil yang menjuarai Piala Dunia 2002 dengan Luiz Felipe Scolari sebagai pelatih lebih dikenal sebagai tim yang pragmatis, tidak seperti para pendahulunya yang berjiwa bebas.

Sekarang Scolari kembali menukangi Brasil dan pendekatan permainan yang sama pun ia terapkan lagi kepada Selecao. Kehadiran Neymar mengaburkan perspektif publik bahwa Brasil adalah tim yang joga bonito saat Brasil sesungguhnya lebih bermain keras dan fisik. Memang flair dan skill ala samba masih menjadi corak, tapi yang menjadi inti dari gaya permainan Scolari bukan sesuatu yang indah.

Jika kita menengok Eropa dalam satu dekade terakhir, sepakbola indah didefinisikan oleh permainan tiki-taka Spanyol dengan permainan ball possession yang mencekik lawan secara perlahan. Jika dibandingkan dengan sepakbola free-flowing ala Brasil, tentu apa yang ditunjukkan Spanyol adalah jenis keindahan yang berbeda. Spanyol lebih taktis, fokus, dan strategis, sesuatu yang menurut para pengamat dan fans netral, membuat sepakbola lebih membosankan dari seharusnya.

Tapi apakah jika membosankan, maka otomatis menjadi tidak indah? Bagaimana bisa ada pencinta sepakbola yang gagal untuk mengapresiasi para kurcaci maestro passing football macam Xavi dan Andres Iniesta? Apakah karena lawan-lawan Spanyol terlalu takut dan menumpuk pemain di belakang –buah dari superioritas kualitas Spanyol– yang berakibat pertandingan berjalan menjemukan, maka otomatis sepakbola Spanyol menjadi kurang indah?
Tim Vickery dari BBC dan Barney Ronay dari The Guardian pada akhir pekan kemarin menulis dua artikel hebat yang membandingkan soal keindahan yang berbeda dari sepakbola Brasil dan Spanyol. Vickery mengatakan bahwa publik Brasil terpesona dengan keindahan tiki-taka Spanyol, sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, sementara Ronay menuliskan bagaimana keindahan Spanyol berasal dari sebuah pendekatan dan dasar filosofi yang berbeda.

Tapi yang membuat saya tertarik lebih jauh adalah apa yang mendefinisikan sepakbola indah itu sendiri. Jika kita mengatakan bahwa joga bonito ala Brasil indah dan tiki-taka Spanyol juga indah, tapi tak seindah samba Brasil, bagaimanakah dengan permainan ala Bayern Muenchen 2013 yang mengawinkan antara kekuatan dengan teknik dan skill? Pertanyaan yang sama juga bisa disematkan pada timnas Jerman di bawah Jogi Low yang asyik dipandang mata meski masih tanpa gelar juara?

Mana yang lebih indah? Permainan Barcelona atau Real Madrid? Ini bukan pertanyaan soal mana yang lebih efektif dan sukses karena dalam 5-7 tahun terakhir, jawabannya jelas siapa. Tapi bagaimana kita bisa membandingkan sepakbola saat estetika adalah sebuah hal yang sangat subjektif untuk dinilai?

Layaknya karya seni, keindahan sepakbola tak bisa dibandingkan. Anda tak bisa mengadu mana yang lebih indah, lukisan Monet atau Rembrandt, puisi Garcia Lorca atau Pablo Neruda, drama Shakespeare atau Brecht. Yang membedakannya adalah nilai yang diberikan pada karya-karya tersebut dan dalam konteks karya seni, maka yang menjadi pembeda adalah nilai komersial yang dilekatkan padanya. Sebuah karya bisa mendapatkan taksiran harga yang lebih tinggi dari karya lainnya, tapi untuk mengatakan sebuah karya lebih indah dari karya lainnya, benar-benar selera yang menjadi penentu.

Yang menjadi nilai pembeda dari gaya permainan sebuah tim adalah prestasi. Spanyol jelas lebih sukses dari Brasil belakangan ini, tapi apakah permainan satu tim ini lebih indah dari yang satunya lagi? Semuanya benar-benar subjektif.

Saya memprediksi bahwa dalam beberapa hari ke depan, semakin dekat ke Piala Dunia 2014, maka akan semakin kental pembicaraan soal mana yang lebih indah, Brasil atau Spanyol. Saya hanya ingin mengatakan bahwa debat soal keindahan sepakbola pada akhirnya adalah sebuah kesia-siaan. (Sumber: http://www.beritasatu.com/blog)

Sekian update artikel kali ini seputar Sepak Bola Indah. Semoga bermanfaat. Salam!

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment