Salam Sepakbola,
Sepak-bola-id.blogspot.com - Piala Dunia 1990 di Italia menghadirkan cerita tersendiri kala itu, sebagai penikmat Piala Dunia kala itu kita menyaksikan lewat layar kaca TVRI. Bukan Jerman Barat sebagai juara dunia lewat gol tunggal Andres Brehme yang menyingkirkan Diego Maradona dan Argentina-nya. Tetapi cerita menarik dari Kamerun dan Kolombia, khususnya untuk Kolombia yang memang menjadi fokus dari tulisan ane kali ini.
Kolombia dalam sejarah sepakbola memang belum sedigdaya Brazil pemilik lima trofi Piala Dunia, atau dengan Argentina dan Uruguay dengan dua gelar Piala Dunia. Tetapi Kolombia yang sudah lolos ke Putaran Final Piala Dunia Brazil 2014 dengan status sebagai runner up, tetapi menjadi negara yang memiliki potensi sebagai kandidat untuk bersaing meraih trofi di Brazil apalagi mereka sekarang punya striker Radamel falcao (monaco).
Membuat negara yang pernah menjuarai Copa America 1991 dan empat kali lolos ke putaran final Piala Dunia dengan raihan terbaik 16 besar di Piala Dunia 1990, bisa melebihi prestasi yang diukir skuad Timnas Kolombia era Piala Dunia 1990 :
Rene HIGUITA (GK), Andres ESCOBAR, Gildardo GOMEZ, Luis HERRERA, Carlos ESTRADA, Gabriel GOMEZ, Carlos VALDERRAMA (C), Lionel ALVAREZ, Luis Carlos PEREA, Freddy RINCON, Luis FAJARDO, Leon VILLA, Jose PEREZ, Miguel GUERRERO, Bernardo REDIN, Eduardo NINO, Carlos HOYOS, Arnoldo IGUARAN, Geovanis CASSIANI, Wilmer CABRERA, Alexis MENDOZA, Ruben HERNANDEZ serta Pelatih :Francisco MATURANA.
Sebuah prestasi yang kemudian dijadikan kisah di televisi tentang timnas Kolombia, yang berhasil keluar dari ‘pengasingan’ dan meraih prestasi di Italia, oleh televisi Kolombia yang bernama Caracol TV.
Ada empat tokoh utama yang menjadi sentral dari cerita serial TV yang berjudul La Seleccoon. Sang kapten Carlos Valderrama, kiper eksentrim Rene Higuita, Freddy Rincon dan juga Faustino Asprilla. keempat tokoh tersebut dibantu oleh pemain lain yang pernah memperkuat timnas Kolombia.
Sekedar flashback, keempat pemain utama tersebut memang tidak memenangkan gelar bersama timnas tetapi mereka mampu menjadi ikon dan memimpin negaranya di Piala Dunia.
Sebagai pemain Rene Higuita yang terkenal dengan gerakan kalajengking saat menjaga gawang Kolombia adalah membawa klubnya Nacional juara copa libertadores. Carlos Valderrama yang juga kapten Timnas Kolombia berjuluk ‘el pibe’ karena bakatnya membawa Montpellier juara piala Perancis serta gelar juara untuk Atletico Junior.
‘El Coloso de Buenaventura’ julukan untuk Freddy Rincon yang lahir di Buenaventura dan dia memenangi piala dunia antar klub bersama Corinthians dan pernah semusim di Real Madrid. Sedang Faustino Asprilla yang paling lengkap torehan gelarnya, terutama saat membela Parma yang dilatih Nevio Scala (1 piala italia dan 4 gelar di Eropa) dan memenangkan titel piala dunia antar klub dengan Palmeiras.
(4 tokoh sentral serial La Seleccion / sumber : caracoltv.com)
Serial TV ‘La Selecc10n’ menghasilkan 78 episode di musin pertama penayangan dari rencana dua musim. Musim pertama menceritakan tentang Timnas Kolombia era 1987-1993 yang diakhiri dengan kemenangan telak atas Argentina yang diperkuat Diego Maradona dengan skor 5-0 di Buenos Aires sekaligus meloloskan Kolombia ke Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.
Dan ternyata respon pemirsa televisi Kolombia melampaui ekspektasi dari produser La Selecc10n, selama 3.5 bulan tayang serial TV ini meraih rating 14.8 dengan jumlah penonton 8.8 juta setiap episodenya.
“Film ini adalah sesuatu yang sangat penting. Suatu kehormatan bahwa mereka mengenang kami dengan cara ini. Saya bahagia,” ungkap Asprilla saat diwawancarai MARCA. (Sumber : harian top skor).
Untuk link tiap episode dari La Selecc10n bisa dilihat disini :
sumber : http://www.caracoltv.com/la-seleccion
sumber : http://www.caracoltv.com/la-seleccion
Dengan kesuksesan Timnas Indonesia U19 asuhan coach Indra Sjafrie dengan menjadi juara Piala AFF U19 dan lolos ke putaran final Piala Asia di Myanmar. Telah membangkitkan kembali harapan para pendukung dan pencinta Timnas Indonesia, akan prestasi besar yang dapat direngkuh oleh Evan Dimas dan kawan-kawan.
Dengan penggila bola yang lebih banyak dibanding Kolombia, segmen yang luas dari pemirsa TV di Indonesia plus banyaknya sineas Indonesia yang juga pernah membuat serial TV bola macam Tendangan si Madun (yang kembali tayang dengan Tendangan si Madun returns), Tendangan dari Langit dan sebagainya. Menjadikan kisah perjuangan Timnas Indonesia U19 layak diangkat di layar kaca sebagai serial TV, seperti halnya La Selecc10n di Kolombia.
Menarik ditunggu nich, para produser dan sineas tv apakah ada yang tertarik untuk membuat serial TV atau film yang menceritakan tentang perjuangan timnas Indonesia U19 dalam mengharumkan nama Indonesia.
Dengan selalu menjadi obyek berita, trending topic dan headline. Kemungkinan kesuksesannya akan menyamai dan melebihi apa yang diraih serial TV La Selecc10n di Kolombia.
Salam sepakbola,
Sumber: kompasiana.com
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment